MAKALAH
Makhluk Hidup dalam Ekosistem Alami
DiajukanuntukMemenuhiTugas Mata KuliahIlmu Kealaman Dasar
Makhluk Hidup dalam Ekosistem Alami
DiajukanuntukMemenuhiTugas Mata KuliahIlmu Kealaman Dasar
Disusunoleh :
Renita Febiola 132151110
Sinta Ismayanti 132151129
Lina Widiani 132151130
Mentari Dewi Selvia 132151134
Sinta Ismayanti 132151129
Lina Widiani 132151130
Mentari Dewi Selvia 132151134
2013-D
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SILIWANGI
2015
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SILIWANGI
2015
Alhamdulillahi
Rabbil ‘Alamin, segala puji bagi Allah yang telah memberikan kekuatan dan
kemampuan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Ilmu Kealaman Dasar yang berjudul “MAKHLUK HIDUP DALAM EKOSISTEM
ALAMI. ”Makalah yang kami buat ini adalah
untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Ilmu Kealaman Dasar. Disamping sebagai tugas, pembuatan makalah ini juga merupakan proses pengalaman
penambahan wawasan dan pengetahuan bagi kami untuk meniliti jenjang pendidikan
yang lebih tinggi.
Dalam
penyusun makalah ini kami banyak mendapati kesulitan-kesulitan, faktor utamanya
dikarenakanketerbatasan ilmu dan wawasan yang kami miliki, disamping itu
keterbatasan dana juga ikut mempengaruhi proses penyusunannya.Namun berkat
ketekunan dan kesabaran serta bantuan dan dukungan dari berbagai pihak akhirnya
kami dapat menyelesaikannya, maka dari itu kami sangat berterima kasih kepada
pihak-pihak yang telah turut serta membantu kami dalam menyelesaikan makalah
ini.
Akhir
kata kami memohon maaf, karena dalam pembuatan makalah ini jauh dari sempurna.
Kami mengharapkan makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi kami dan umumnya
bagi pembaca.
Tasikmalaya, Maret 2015
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ekosistem adalah suatu sistem
ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan
lingkungannya. Ekosistem bisa dikatakan juga suatu tatanan kesatuan secara utuh
dan menyeluruh antara segenap unsur lingkungan hidup yang saling mempengaruhi.
Ekositem juga merupakan suatu
system ekologik yang merupakan unit fungsional yang dihasilkan dari interaksi
komponen biotic(makhluk hidup atau organisme), komponenabiotik(benda
mati), dan juga komponen kebudayaan(antropogenik). Kedua komponen yaitu biotik
dan abiotik tersebut berada pada suatu tempat dan berinteraksi membentuk suatu
kesatuan yang teratur. Misalnya, pada suatu ekosistem akuarium, ekosistem ini
terdiri dari ikan, tumbuhan air, plankton yang terapung di air sebagai komponen
biotik, sedangkan yang termasuk komponen abiotik adalah air, pasir, batu,
mineral dan oksigen yang terlarut dalam air. Satuan makhluk hidup dalam
ekosistem dapat berupa individu, populasi, atau komunitas.
Individu adalah makhluk
tunggal. Contohnya: seekor kelinci,seekor serigala, atau individu yang lainnya.
Sejumlah individu sejenis (satu species) pada tempat tertentu akan membentuk
Populasi. Contoh : dipadang rumput hidup sekelompok kelinci dan sekelompok
srigala. Jumlah anggota populasi dapat mengalami perubahan karena kelahiran,
kematian, dan migrasi ( emigrasi dan imigrasi). Sedangkan komunitas yaitu
seluruh populasi makhluk hidup yang hidup di suatu daerah tertentu dan diantara
satu sama lain saling berinteraksi. Contoh: di suatu padang rumput terjadi
saling interaksi antar populasi rumput, populasi kelinci dan populasi serigala.
Setiap individu, populasi dan komunitas menempati tempat hidup tertentu yang
disebut habitat.
Semua ekosistem merupakan
sistem yang terbuka dalam arti terjadi transfer energi maupun material ke dalam
dan ke luar. Tumbuhan, hewan, dan mikroorganisme merupakan faktor biotik dan
menempati daerah biosfer dan membentuk organisasi alam hayati. Taraf organisasi
tersebut digamabarkan sebagai suatu spectrum biologi yang
tersusun atas sitoplasma sebagai substansi dasar kehidupan yang akan membentuk
sel, jaringan, organ, sistem organ, organisme, populasi, komunitas, ekosistem,
dan biosfer. Sementara air, udara, batuan, mineral, dan energi merupakan faktor
abiotik. Bumi sebagai suatu ekosistem tunggal yang sangat besar tersusun atas
ekosistem-ekosistem yang lebih kecil dan saling terkait satu sama lainnya.
B.
Rumusan Masalah
Adapunrumusanmasalahpadabeberapahalberikutini
:
1.
Apa yang dimaksud dengan
populasi dan komunitas makhluk hidup?
2.
Apa saja bentuk ekosistem
alami?
3.
Apa saja aliran energi dan
materi dalam ekosistem alami?
4.
Apa saja macam bentuk pola
kehidupan makhluk hidup?
C.
Tujuan
Adapun tujuan yang diharapkan
dapat diketahui dari pembahasan makalah ini adalah :
1.
Mengetahui populasi dan
komunitas makhluk hidup
2.
Mengetahui berbagai bentuk
ekosistem alami
3.
Mengetahui aliran energi dan
materi dalam ekosistem
4.
Mengetahui macam-macam bentuk
pola kehidupan
bAB II
PEMBAHASAN
A.
Populasi dan Komunitas Makhluk Hidup
Populasi berasal dari bahasa
latin yaitu populous =
rakyat, berarti penduduk. Di dalam ekologi yang dimaksudkan dengan populasi
adalah sekelompok individu yang sejenis. Apabila membicarakan populasi,
haruslah disebut jenis individu yang dibicarakan, dengan menentukan batas-batas
waktunya serta tempatnya.
Jadi populasi adalah
sekumpulan individudengan ciri-ciri yang
sama (spesies) yang hidup menempati ruang yang sama pada waktutertentu. Anggota-anggota populasi secara alamiah
saling berinteraksi satu sama lain dan bereproduksi di antara sesamanya. Konsep
populasi banyak dipakai dalam ekologi dan genetika. Ekologiwan memandang populasi sebagai unsur dari
sistem yang lebih luas. Populasi suatu spesies adalah bagian dari suatu komunitas. Selain itu, evolusi juga bekerja melalui populasi.
Ahli-ahli genetika, di sisi lain, memandang populasi sebagai sarana atau wadah
bagi pertukaran alel-alel yang dimiliki oleh
individu-individu anggotanya. Dinamika frekuensi alel dalam suatu populasi
menjadi perhatian utama dalam kajian genetika populasi. Contohpopulasi yaitu: populasi ikan lele, populasi
udang, populasi kura- kura, dan populasi tanaman air tawar, dsb.
Komunitas berasal dari bahasa Latin communitas yang berarti “kesamaan”,
kemudian dapat diturunkan dari communis yang berarti “sama, publik,
dibagi oleh semua atau banyak”. (Wenger, 2002: 4). Komunitas adalah sebuah
kelompok sosial dari beberapa organisme yang berbagi lingkungan, umumnya memiliki
ketertarikan dan habitat yang sama. Dalam komunitas manusia, individu-individu di dalamnya dapat memiliki maksud,
kepercayaan, sumber daya, preferensi, kebutuhan, risiko dan sejumlah kondisi
lain yang serupa. Serigala, rusa, berang-berang, pohon cemara dan pohon birch
adalah beberapa populasi yang membentuk komunitas hutan di Isle Royale. Ahli
ekologi mempelajari peranan masing-masing spesies yang berbeda di dalam
komunitas mereka. Mereka juga mempelajari tipe komunitas lain dan bagaimana
mereka berubah. Beberapa komunitas seperti hutan yang terisolasi atau padang
rumput dapat diidentifikasi secara mudah, sementara yang lainnya sangat sulit
untuk dipastikan.Contoh komunitas yaitu : kumpulan populasi ikan, udang dan
kura- kura di air tawar (komunitas air tawar),komunitas air laut, komunitas
hutan hujan tropis,dll.
Menurut Crow dan Allan,
Komunitas dapat terbagi menjadi 3 komponen:
1.
Berdasarkan Lokasi atau Tempat
Wilayah atau tempat sebuah komunitas dapat dilihat sebagai tempat dimana
sekumpulan orang mempunyai sesuatu yang sama secara geografis.
2.
Berdasarkan Minat.
3.
Berdasarkan Komuni. Komuni
dapat berarti ide dasar yang dapat mendukung komunitas itu sendiri.
B.
Berbagai Bentuk Ekosistem Alam
Ekosistem adalah suatu sistem
ekologi yang terbentuk dari hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan
lingkungannya. Ekosistem bisa dikatakan sebagai suatu tatanan kesatuan secara
utuh dan menyeluruh antara segenap unsur lingkungan hidup yang saling
memengaruhi. Ekosistem merupakan penggabungan dari setiap unsur biosistem yang
melibatkan hubungan timbal balik antara organisme dan lingkungan fisik.
Penggabungan tersebut menimbulkan energi terhadap suatu struktur biotik
tertentu dan akan menimbulkan siklus materi antara organisme dan anorganisme.
1.
Komponen Pembentuk Ekosistem
Ekosistem terdiri atas
beberapa komponen pembentuk, yaitu komponen biotik, abiotik, dan pengurai
(dekomposer). Berikut ini penjelasan mengenai komponen penyusun ekosistem.
a. Komponen Biotik
Biotik merupakan suatu istilah
yang biasa digunakan untuk menyebut sesuatu yang hidup (organisme). Komponen
biotik terbagi menjadi dua, yaitu komponen heterotrof dan autotrof. heterotrof
terdiri dari organisme yang memanfaatkan bahan-bahan organik yang disediakan
oleh organisme lain sebagai makanannya.Komponen ini disebut juga konsumen makro
karena makanan yang dikonsumsi berukuran lebih kecil. Yang termasuk golongan
komponen ini, antara lain manusia, hewan, jamur, dan mikroba.
Sementara itu, komponen
autotrof adalah organisme yang mampu menyediakan makanan sendiri dengan bantuan
energi seperti energi matahari ataupun energi yang bersifat kimia. Komponen
autotrof berfungsi sebagai produsen. Yang tergolong komponen ini adalah
tumbuhan hijau.
b. Komponen Abiotik
Komponen abiotik (bahan tak
hidup) adalah komponen fisik dan kimia yang merupakan middle tempat
berlangsungnya kehidupan. komponen abiotik dapat berupa bahan organik, senyawa
organik, dan faktor yang mempengaruhi distribusi organism. Komponen abiotik
terdiri atas suhu, air, udara, sinar matahari, tanah, dan iklim.
c. Komponen Pengurai (Dekomposer)
Komponen pengurai atau
dekomposer adalah organisme yang menguraikan bahan organik yang berasal dari
organisme mati. Organisme pengurai menyerap sebagian hasil penguraian tersebut
dan melepaskan bahan-bahan yang sederhana yang dapat digunakan kembali oleh
produsen. Yang termasuk golongan pengurai adalah bakteri dan jamur.
2.
Macam-Macam Ekosistem
Secara umum, ekosistem ada
tiga macam, yaitu ekosistem air, ekosistem darat, dan ekosistem buatan. Berikut
ini penjelasan mengenai macam-macam ekosistem.
a. Ekosistem Air
Ekosistem air terdiri atas
beberapa ekosistem, yaitu ekosistem air tawar, ekosistem air laut, ekosistem
sungai, dan ekosistem terumbu karang. Ekosistem air tawar memiliki ciri-ciri
memiliki variasi suhu yang tidak mencolok, pencahayaan kurang, dan terpengaruh
iklim dan cuaca.
Ekosistem air laut memiliki
kadar garam yang tinggi. Dalam ekosistem air laut, memiliki suhu yang tinggi
dan penguapan yang tinggi. Sementara itu, ekosistem sungai terdiri atas hewan
seperti ikan, buaya, hewan lainnya yang sering berada di sungai.Ekosistem
terumbu karang terdiri atas coral yang berada dekat pantai. Hewan-hewan yang
berada di terumbu karang memakan organisme mikroskopis dan sisa organik
lainnya. Kehadiran terumbu karang di dekat pantai membuat pantai memiliki pasir
putih.
b. Ekosistem Darat
Ekosistem darat terdiri atas
beberapa ekosistem, di antaranya ekosistem hutan hujan tropis, sabana, padang
rumput, dan gurun. Ekosistem hutan hujan tropis terdapat di daerah tropis dan
subtropics. Ekosistem ini memiliki pepohonan yang banyak danmemiliki curah
hujan yang tinggi.Ekosistem sabana terdapat di wilayah dengan tingkat curah
hujan yang rendah. Sabana yang terluas terdapat di Afrika dan Australia. Hewan
yang hidup di sabana antara lain serangga, zebra, dan singa. Sementara itu,
ekosistem padang rumput terdapat di daerah tropis dan underling tropis. Dalam
ekosistem ini, hujan turun tidak teratur. Hewan yang hidup di ekosistem ini
antara lain gajah, jerapah, dan singa.
c. Ekosistem Buatan
Ekosistem buatan adalah
ekosistem yang diciptakan manusia untuk memenuhi kebutuhannya. Ekosistem buatan
mendapatkan subsidi energi dari luar, tanaman atau hewan peliharaan didominasi
pengaruh manusia, dan memiliki keanekaragaman rendah. Contoh ekosistem buatan
antara lain bendungan, sawah irigasi, dan perkebunan kelapa sawit. Ekosistem
buatan antara lain: Hutan buatan, sawah, ladang, kebun, desa, kota, bendungan,
kolam..
C.
Aliran Energi dan Materi Dalam Ekosistem Alami
Siklus biogeokimia atau siklus
organikanorganik adalah siklus unsur atau senyawa kimia yang mengalir dari
komponen abiotik ke biotik dan kembali lagi ke komponen abiotik. Siklus
tersebut tidak hanya melalui organisme, tetapi juga melibatkan reaksi-reaksi
kimia dalam lingkungan abiotik sehingga disebut siklus biogeokimia. Siklus
tersebut antara lain:
1.
Siklus Nitrogen (N2). Nitrogen
yang diikat biasanya dalam bentuk amonia. Amonia diperoleh dari hasil
penguraian jaringan yang mati oleh bakteri. Amonia ini akan dinitrifikasi oleh
bakteri nitrit, yaitu Nitrosomonas dan Nitrosococcus sehingga
menghasilkan nitrat yang akan diserap oleh akar tumbuhan. Selanjutnya oleh
bakteri denitrifikan, nitrat diubah menjadi amonia kembali, dan amonia diubah
menjadi nitrogen yang dilepaskan ke udara. Dengan cara ini siklus nitrogen akan
berulang dalam ekosistem.
2.
Siklus Fosfor. Fosfat organik
dari hewan dan tumbuhan yang mati diuraikan oleh dekomposer (pengurai) menjadi
fosfat anorganik. Fosfat anorganik yang terlarut di air tanah atau air laut
akan terkikis dan mengendap di sedimen laut. Fosfor dari batu dan fosil
terkikis dan membentuk fosfat anorganik terlarut di air tanah dan laut. Fosfat
anorganik ini kemudian akan diserap oleh akar tumbuhan lagi. Siklus ini
berulang terus-menerus.
3.
Siklus Karbon dan Oksigen.
Karbondioksida di udara diimanfaatkan oleh tumbuhan untuj berfotosintesis dan
menghasilkan oksigen yang nantinya akan digunakan manusia dan hewan untuk
berespirasi. Hewan dan tumbuhan yang mati, dalam waktu yang lama akan membentuk
batubara di dalam tanah. Batubara akan dimanfaatkan lagi sebagai bahan bakar
yang juga menambah kadar CO2 di udara.
a. Rantai Makanan
Dalam ekosistem hanya tumbuhan
hijau yang mampu menghasilkan makanan sendiri melalui proses fotosintesis
dengan bantuan air, karbondioksida, klorofil dan cahaya matahari.
Bagaimana dengan mahluk hidup lain? Mahluk hidup lain memperoleh makanan dengan
melalui proses interaksi dengan mahluk hidup lain melalui pola-pola interaksi
tertentu. Hal ini disebabkan karena mahluk hidup sebagai mahluk sosial
tidak dapat hidup tanpa peran makhluk hidup lain. Salah satu bentuk
interaksi antar mahluk hidup tersebut adalah proses makan dan dimakan yang jika
disusun secara berurutan akan membentuk suatu rantai makanan.
Rantai makanan adalah
peristiwa makan dan dimakan antara makhluk hidup dengan urutan tertentu. Dalam
rantai makanan ada makhluk hidup yang berperan sebagai produsen,
konsumen, dan dekomposer. Berikut adalah contoh sebuah rantai makanan.
Pada rantai makanan tersebut
terjadi proses makan dan dimakan dalam urutan tertentu yaitu rumput dimakan
belalang, belalang dimakan katak, katak dimakan ular dan jika ular mati akan
diuraikan oleh jamur yang berperan sebagai dekomposer menjadi zat hara yang
akan dimanfaatkan oleh tumbuhan untuk tumbuh dan berkembang.
Tiap tingkat dari rantai makanan dalam suatu ekosistem disebut tingkat trofik. Pada tingkat trofik pertama adalah organisme yang mampu menghasilkan zat makanan sendiri yaitu tumbuhan hijau atau organisme autotrof dengan kata lain sering disebut produsen. Organisme yang menduduki tingkat tropik kedua disebut konsumen primer (konsumen I). Konsumen I biasanya diduduki oleh hewan herbivora. Organisme yang menduduki tingkat tropik ketiga disebut konsumen sekunder (Konsumen II), diduduki oleh hewan pemakan daging (carnivora) dan seterusnya. Organisme yang menduduki tingkat tropik tertinggi disebut konsumen puncak.
Dengan demikian, pada rantai
makanan tersebut dapat dijelaskan bahwa :
1.
Rumput bertindak sebagai
produsen.
2.
Belalang sebagai konsumen I
(Herbivora)
3.
Katak sebagai konsumen II
(Carnivora)
4.
Ular sebagai konsumen
III/konsumen puncak (Carnivora)
5.
Jamur sebagai dekomposer.
Ada dua tipe dasar rantai
makanan:
1.
Rantai makanan rerumputan (grazing
food chain). Misalnya: tumbuhan => herbivora => karnivora.
2.
Rantai makanan sisa (detritus
food chain). Bahan mati mikroorganisme (detriivora= organisme pemakan sisa)
predator.
b. Jaring-Jaring Makanan
Rantai makanan merupakan
gambar peristiwa makan dan dimakan yang sederhana. Kenyataannya dalam
satu ekosistem tidak hanya terdapat satu rantai makanan, karena satu produsen
tidak selalu menjadi sumber makanan bagi satu jenis herbivora, sebaliknya satu
jenis herbivora tidak selalu memakan satu jenis produsen. Dengan demikian, di
dalam ekosistem terdapat rantai makanan yang saling berhubungan membentuk suatu
jaring-jaring makanan.
Jadi apakah jaring-jaring makanan itu? Jaring-jaring makanan merupakan sekumpulan rantai makanan yang saling berhubungan.
c. Piramida Makanan
Seumpama katak pada rantai
makanan dihilangkan, apa yang akan terjadi? Kemungkinan yang terjadi adalah
jumlah belalang akan meningkat karena tidak ada pemangsanya. Kebalikannya
jumlah ular akan berkurang karena tidak ada makanan. Yang terjadi berikutnya
adalah belalang pun akan banyak yang mati karena jumlah rumput tidak bisa memenuhi
kebutuhan makan belalang yang jumlahnya bertambah banyak.
Kita sebagai mahluk hidup
senantiasa bergantung pada mahluk hidup lain. Seperti kalian ketahui di atas,
bahwa keseimbangan ekosistem sangat penting bagi kelangsungan hidup mahluk
hidup. Untuk itu kita harus arif dan bijak dengan tidak melakukan perusakan
lingkungan demi keseimbangan alam dan kelangsungan hidup kita. Mari cintai
lingkungan hidup kita mulai dari yang terdekat dengan menjaga kelestarian alam
di sekitar kita.
D.
Macam Bentuk Pola Kehidupan
1. Ekosistem Darat
Pada habitat darat dikenal
istilah Bioma yaitu daerah habitat yang meliputi skala yang luas.
1.
Bioma Gurun dan Setengah Gurun,
banyak ditemukan di Amerika Utara, Afrika Utara, Australia dan Asia Barat.
2.
Bioma Padang Rumput, membentang
mulai dari daerah tropis sampai dengan daerah beriklim sedang, seperti
Hongaria, Rusia Selatan, Asia Tengah, Amerika Selatan, Australia.
3.
Bioma Sabana, adalah pandang
rumput dengan diselingi oleh gerombolan pepohonan. Berdasarkan jenis tumbuhan
yang menyusunnya, sabana dibedakan menjadi dua, yaitu:
·
Sabana Murni: bila pohon-pohon
yang menyusunnya hanya terdiri atas satu jenis tumbuhan saja.
·
Sabana Campuran: bila
pohon-pohon penyusunnya terdiri dari campuran berjenis-jenis pohon.
4.
Bioma Hutan Tropis, merupakan
bioma yang memiliki keanekaragaman jenis tumbuhan dan hewan yang paling tinggi.
Meliputi daerah aliran sungai Amazone-Orinaco, Amerika Tengah, sebagian besar
daerah Asia Tenggara dan Papua Nugini, dan lembah Kongo di Afrika.
5.
Hutan Musim, di daerah tropis
selain hutan tropis terdapat pula hutan musim.
6.
Hutan Lumut, banyak ditemukan
di lereng gunung atau pegunungan yang terletak pada ketinggian di atas batas
kondensasi uap air. Di hutan lumut, yang tumbuh tidak hanya lumut saja, melainkan
hutan yang banyak pepohonannya yang tertutup oleh lumut.
7.
Bioma Hutan Gugur (Deciduous
Forest), ciri khas dari hutan ini adalah tumbuhannya sewaktu musim dingin,
daun-daunnya meranggas. Bioma ini dapat dijumpai di Amerika Serikat, Eropa
Barat, Asia Timur, dan Chili.
8.
Bioma Hutan Taiga/Hutan
Homogen, bioma ini kebanyakan terdapat di daerah antara subtropika dengan
daerah kutub, seperti di daerah Skandinavia, Rusia, Siberia, Alaska, Kanada.
9.
Bioma Huta Tundra, terletak di
kawasan lingkungan Kutub Utara sehingga iklimnya adalah iklim kutub. Istilah
tundra berarti dataran tanpa pohon, vegetasinya didominasi oleh lumut dan lumut
kerak, vegetasi lainnya adalah rumput-rumputan dan sedikit tumbuhan berbunga
berukuran kecil.
10. Hutan Bakau/Mangrove, banyak ditemukan di sepanjang pantai yang
landai di daerah tropik dan subtropik. Tumbuhan yang dominan adalah pohon bakau
(Rhizophora sp), sehingga nama lainnya adalah hutan bakau,
selain
pohon bakau ditemukan pula pohon Kayu Api (Avicennia) dan pohon Bogem (Bruguiera).
11.
Savana,
12.
Stepa,
13.
Hutan gugur, Bioma hutan
gugur terdapat di daerah beriklim sedang,
Ciri-cirinya adalah curah hujan merata sepanjang tahun. Terdapat di daerah yang mengalami empat musim (dingin, semi, panas, dan gugur). Jenis pohon sedikit (10 s/d 20) dan tidak terlalu rapat. Hewannya antara lain rusa, beruang, rubah, bajing, burung pelatuk, dan rakoon (sebangsa luwak).
Ciri-cirinya adalah curah hujan merata sepanjang tahun. Terdapat di daerah yang mengalami empat musim (dingin, semi, panas, dan gugur). Jenis pohon sedikit (10 s/d 20) dan tidak terlalu rapat. Hewannya antara lain rusa, beruang, rubah, bajing, burung pelatuk, dan rakoon (sebangsa luwak).
14.
Taiga, Bioma taiga
terdapat di belahan bumi sebelah utara dan di pegunungan daerah tropik.
Ciri-cirinya adalah suhu di musim dingin rendah. Biasanya taiga merupakan hutan
yang tersusun atas satu spesies seperti konifer, pinus, dap sejenisnya. Semak
dan tumbuhan basah sedikit sekali. Hewannya antara lain moose, beruang hitam,
ajag, dan burung-burung yang bermigrasi ke selatan pada musim gugur.
15.
Tundra, Bioma tundra
terdapat di belahan bumi sebelah utara di dalam lingkaran kutub utara dan
terdapat di puncak-puncak gunung tinggi. Pertumbuhan tanaman di daerah ini
hanya 60 hari. Contoh tumbuhan yang dominan adalah Sphagnum,liken,
tumbuhan biji semusim, tumbuhan kayu yang pendek, dan rumput. Pada umumnya,
tumbuhannya mampu beradaptasi dengan keadaan yang dingin.
2.
Ekosistem Air
1.
Airtawar,
Ciri-ciri ekosistem air
tawar antara lain variasi suhu tidak menyolok, penetrasi cahaya kurang, dan
terpengaruh oleh iklim dan cuaca. Macam tumbuhan yang terbanyak adalah jenis
ganggang, sedangkan lainnya tumbuhan biji.
2.
Air laut,
·
estuary (muara)
merupakan tempat bersatunya sungai dengan laut. Estuari sering dipagari oleh lempengan lumpur intertidal yang luas atau rawa garam.
merupakan tempat bersatunya sungai dengan laut. Estuari sering dipagari oleh lempengan lumpur intertidal yang luas atau rawa garam.
·
Laut
Habitat laut (oseanik) ditandai oleh salinitas (kadar garam) yang tinggi dengan ion CI- mencapai 55% terutama di daerah laut tropik, karena suhunya tinggi dan penguapan besar. Di daerah tropik, suhu laut sekitar 25°C. Perbedaan suhu bagian atas dan bawah tinggi. Batas antara lapisan air yang panas di bagian atas dengan air yang dingin di bagian bawah disebut daerahtermoklin.Di daerah dingin, suhu air laut merata sehingga air dapat bercampur, maka daerah permukaan laut tetap subur dan banyak plankton serta ikan. Gerakan air dari pantai ke tengah menyebabkan air bagian atas turun ke bawah dan sebaliknya, sehingga memungkinkan terbentuknya rantai makanan yang berlangsung balk. Habitat laut dapat dibedakan berdasarkan kedalamannya dan wilayah permukaannya secara horizontal.
Habitat laut (oseanik) ditandai oleh salinitas (kadar garam) yang tinggi dengan ion CI- mencapai 55% terutama di daerah laut tropik, karena suhunya tinggi dan penguapan besar. Di daerah tropik, suhu laut sekitar 25°C. Perbedaan suhu bagian atas dan bawah tinggi. Batas antara lapisan air yang panas di bagian atas dengan air yang dingin di bagian bawah disebut daerahtermoklin.Di daerah dingin, suhu air laut merata sehingga air dapat bercampur, maka daerah permukaan laut tetap subur dan banyak plankton serta ikan. Gerakan air dari pantai ke tengah menyebabkan air bagian atas turun ke bawah dan sebaliknya, sehingga memungkinkan terbentuknya rantai makanan yang berlangsung balk. Habitat laut dapat dibedakan berdasarkan kedalamannya dan wilayah permukaannya secara horizontal.
3. Ekosistem Pantai
Ekosistem pantai letaknya
berbatasan dengan ekosistem darat, laut, dan daerah pasang surut.Ekosistem
pantai dipengaruhi oleh siklus harian pasang surut laut. Organisme yang hidup
di pantai memiliki adaptasi struktural sehingga dapat melekat erat di substrat
keras.
Daerah paling atas pantai
hanya terendam saat pasang naik tinggi. Daerah ini dihuni oleh beberapa jenis
ganggang, moluska, dan remis yang menjadi konsumsi bagi kepiting dan burung
pantai.Daerah tengah pantai terendam saat pasang tinggi dan pasang rendah.
Daerah ini dihuni oleh ganggang, porifera, anemon laut, remis dan kerang, siput
herbivora dan karnivora, kepiting, landak laut, bintang laut, dan ikan-ikan
kecil.Daerah pantai terdalam terendam saat air pasang maupun surut. Daerah ini
dihuni oleh beragam invertebrata dan ikan serta rumput laut.
bab III
SIMPULAN DAN SARAN
A.
Simpulan
Hubungan
antar makhluk hidup dengan lingkungannya sangat erat dan saling
ketergantungan, karena makhluk yang satu membutuhkan bantuan makhluk lain.
Makhluk hidup membutuhkan lingkungan untuk membantu memenuhi kebutuhan
hidupnya. Sebaliknya lingungan juga membutuhkan makhluk hidup dalam
kelangsungan hidupnya.
Ekosistem
adalah kesatuan komunitas dengan lingkungannya yang membentuk hubungan timbal
balik. Ekosistem tersusun atas tiga komponen , yaitu komponen biotik, komponen
abiotik dan komponen pengurai (dekomposer). Komponen biotik adalah komponen
ekosistem yang hidup yang terdiri dari makhluk hidup yang meliputi tumbuhan,
hewan dan manusia. Komponen abiotik adalah komponen ekosistem yang tak hidup
yang meliputi tanah, air, udara, cahaya matahari, suhu atau temperature,
mineral dan gas. Komponen pengurai (dekomposer) adalah organisme yang
menguraikan bahan organik yang berasal dari organisme mati.
B. Saran
1.
Setiap makhluk hidup
membutuhkan lingkungan yang sehat sebagai tempat tinggal. Oleh karena itu, kita
harus menjaga kebersihan tempat lingkungan terutama disekitar tempat tinggal
kita.
2.
Jagalah kelestarian dan
keberlangsungan hidup makhluk hidup, karena makhluk hidup yang satu dengan yang
lainnya saling ketergantungan dan tidak dapat hidup sendiri.
STAR. (2002). Biologi
untuk SLTP kelas 1. Media Karya Putra.
WAJAR. (2002). LKS
Biologi SLTP kelas 1. Jakarta: Graha Pustaka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar